Indahnya pantai ambon tak perlu dipertanyakan lagi. setiap jengkal adalah pantai, setiap nada yang tertabuh adalah desir ombak, setiap angin yang berhembus adalah terpaan air laut. Setidaknya ada 5 pantai nan indah di Ambon.
Tak heran semua berkah alam tersebut banyak tertuang dalam lagu-lagu lokal yang bernuansa pantai. Misalnya satu yang cukup terkenal ini "Kupu-kupu Sepanjang Pantai" dengan barisan syair: Hari hari menjala ikan. Menjala ikan dalam muara. Hari hari mencari makan, mencari makan jual suara. Ole sioh sayang é... Rasa sayang badan é
Dan inilah kumpulan pantai indah tersebut:
1. Pantai Natsepa
Tak heran semua berkah alam tersebut banyak tertuang dalam lagu-lagu lokal yang bernuansa pantai. Misalnya satu yang cukup terkenal ini "Kupu-kupu Sepanjang Pantai" dengan barisan syair: Hari hari menjala ikan. Menjala ikan dalam muara. Hari hari mencari makan, mencari makan jual suara. Ole sioh sayang é... Rasa sayang badan é
Dan inilah kumpulan pantai indah tersebut:
1. Pantai Natsepa
Hampir setiap wisatawan, baik wisatawann mancanegara maupun wisatawan Nusantara, yang datang ke Ambon berkunjung ke Pantai Natsepa. Pantai ini terbilang cukup tenang karena terhalang teluk. Banyak orang yang berkunjung ke pantai ini menghabiskan waktu mereka untuk berenang atau sekadar bermain-main di pinggir pantai.
Pantai Natsepa cukup luas. Ketika sedang surut, pantainya bertambah luas. Dalam kondisi air surut ini, pengunjung bermain sepak bola, bermain pasir, dan sebagainya. Pinggiran pantai juga cukup rimbun karena banyak ditumbuhi pohon.
Banyak pepohonan di sekitar pantai membuat pantai terasa rimbun. Para pengunjung dapat berteduh di sela-sela bermain di pantai. Hijaunya dedaunan dari pohon-pohon ini juga menciptakan pemandangan yang lebih indah. Itu karena perpaduan hijau, putih, dan biru yang serasi.
Sambil duduk-duduk di pinggir pantai, jangan lewatkan menikmati rujak natsepa yang terkenal. Di area pantai ini memang banyak penjual rujak. Buah-buahan segar seperti mangga, jambu, dan nanas yang bercampur gula merah dan kacang membuat penikmatnya ketagihan. Rujak ini dimakan dengan tusuk sate sebagai penusuk buah.
Orang Maluku yang tinggal di Ambon maupun yang merantau ke luar Maluku tidak akan lupa rujak natsepa. Setiap ke Pantai Natsepa tidak pernah melewatkan menyantap kuliner yang satu ini.
2. Pantai Liang
Pantai Natsepa cukup luas. Ketika sedang surut, pantainya bertambah luas. Dalam kondisi air surut ini, pengunjung bermain sepak bola, bermain pasir, dan sebagainya. Pinggiran pantai juga cukup rimbun karena banyak ditumbuhi pohon.
Banyak pepohonan di sekitar pantai membuat pantai terasa rimbun. Para pengunjung dapat berteduh di sela-sela bermain di pantai. Hijaunya dedaunan dari pohon-pohon ini juga menciptakan pemandangan yang lebih indah. Itu karena perpaduan hijau, putih, dan biru yang serasi.
Sambil duduk-duduk di pinggir pantai, jangan lewatkan menikmati rujak natsepa yang terkenal. Di area pantai ini memang banyak penjual rujak. Buah-buahan segar seperti mangga, jambu, dan nanas yang bercampur gula merah dan kacang membuat penikmatnya ketagihan. Rujak ini dimakan dengan tusuk sate sebagai penusuk buah.
Orang Maluku yang tinggal di Ambon maupun yang merantau ke luar Maluku tidak akan lupa rujak natsepa. Setiap ke Pantai Natsepa tidak pernah melewatkan menyantap kuliner yang satu ini.
2. Pantai Liang
Foto: panoramio.com |
Ingin melihat pantai dengan gradasi putih, hijau muda, dan biru tua dengan pasir putih yang mempesona? Silakan berkunjung ke Pantai Liang. Pantai dengan pasir putih terpanjang di Indonesia ini letaknya tidak jauh dari Pantai Natsepa.
Pantai Liang terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, sekitar 35 km dari Kota Ambon. Untuk menuju ke destinasi wisata ini, pengunjung dapat menggunakan bus Trans-Amboina rute Hunimuasengan. Waktu tempuhnya sekitar 30 menit.
Di Pantai Liang ada jembatan yang menjorok ke laut. Tempat ini biasa dijadikan spot untuk mengabadikan gambar. Pantai Liang tergolong masih perawan karena belum banyak orang yang berkunjung ke sana.
3. Pantai Namalatu
Pantai Liang terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, sekitar 35 km dari Kota Ambon. Untuk menuju ke destinasi wisata ini, pengunjung dapat menggunakan bus Trans-Amboina rute Hunimuasengan. Waktu tempuhnya sekitar 30 menit.
Di Pantai Liang ada jembatan yang menjorok ke laut. Tempat ini biasa dijadikan spot untuk mengabadikan gambar. Pantai Liang tergolong masih perawan karena belum banyak orang yang berkunjung ke sana.
3. Pantai Namalatu
Foto:orbionphoto |
Pantai indah lainnya yang ada di Pulau Ambon adalah Pantai Namalatu. Beberapa pohon menjorok ke arah pantai, memberi kesan unik yang cantik untuk diabadikan dalam jepretan kamera.
Memang tidak seluas Pantai Liang, namun pantai ini tidak kalah menawan. Alih-alih pasir putih, Pantai Namalatu justru penuh pecahan batu karang yang berukuran sangat kecil dan berwarna putih bersih.
Gradasi warna air lautnya terbilang unik, dari putih transparan, hijau muda, hingga biru. Ombak di pantai ini terbilang lebih ramah dibandingkan Pantai Liang. Pada musim ombak, Anda masih mungkin bermain air dan berenang melepas penat.
Beberapa meter dari bibir pantai, reruntuhan bangunan terlihat sedikit menonjol dari permukaan air. Ini menjadi habitat beragam jenis ikan.
4. Pantai Santai
Memang tidak seluas Pantai Liang, namun pantai ini tidak kalah menawan. Alih-alih pasir putih, Pantai Namalatu justru penuh pecahan batu karang yang berukuran sangat kecil dan berwarna putih bersih.
Gradasi warna air lautnya terbilang unik, dari putih transparan, hijau muda, hingga biru. Ombak di pantai ini terbilang lebih ramah dibandingkan Pantai Liang. Pada musim ombak, Anda masih mungkin bermain air dan berenang melepas penat.
Beberapa meter dari bibir pantai, reruntuhan bangunan terlihat sedikit menonjol dari permukaan air. Ini menjadi habitat beragam jenis ikan.
4. Pantai Santai
Foto:Nusaniweairlouw |
Pantai yang satu ini letaknya tidak jauh dengan Pantai Namalatu. Meski letaknya bersebelahan, pantai ini memiliki karakteristik yang berbeda. Selain tidak memiliki pecahan batu karang di dasar pantai, Pantai Santai cenderung lebih landai. Jadi, kalau Anda kurang mahir berenang, akan merasa lebih nyaman berenang di sini.
Untuk pencinta diving, Pantai Santai memiliki operator diving yang siap melayani Anda. Dengan catatan, Anda harus memesan beberapa hari sebelum kedatangan.
Seperti di kebanyakan tempat menyelam di Ambon, guide penyelam tidak siap sedia setiap saat. Beberapa spot diving yang ditawarkan cukup bagus dan mudah diakses dari pantai. Waktunya hanya beberapa menit menggunakan kapal motor.
5. Pintu Kota
Untuk pencinta diving, Pantai Santai memiliki operator diving yang siap melayani Anda. Dengan catatan, Anda harus memesan beberapa hari sebelum kedatangan.
Seperti di kebanyakan tempat menyelam di Ambon, guide penyelam tidak siap sedia setiap saat. Beberapa spot diving yang ditawarkan cukup bagus dan mudah diakses dari pantai. Waktunya hanya beberapa menit menggunakan kapal motor.
5. Pintu Kota
Foto:wikipedia |
Wisata pantai yang terletak di Desa Latuhalat ini terkenal karena terdapat tebing yang terkikis deburan ombak bertahun-tahun sehingga menyebabkan tebing berlubang dan membentuk lorong. Uniknya lagi, ketika kita melayangkan pandangan kita melalui celah-celah lubang pada tebing tersebut, akan langsung dihadapkan hamparan Laut Banda yang terkenal.
Pantai ini disebut Pintu Kota karena di pantai ini terdapat batu karang setinggi hampir 20 meter dengan lubang tepat di tengahnya. Ini menyerupai pintu yang terbuka.
Keunikan inilah yang membuat warga Ambon menamainya Pintu Kota. Tebing ini seakan menjadi gerbang masuk ke Kota Ambon. Berkunjung ke pantai ini tidak lengkap tanpa mengabadikan foto Anda yang tengah berpose dengan latar belakang karang tersebut. Air laut yang cenderung rendah dan tidak berombak memberi kesempatan mengambil jepretan berkali-kali.
Batu karang ini tidak hanya bisa dinikmati dari bawah. Anda juga bisa naik ke atasnya. Jalan setapak dengan beberapa belas anak tangga akan membawa Anda menyaksikan pantai ini dari sudut pandang berbeda.
Bila dari Kota Ambon, diperlukan 45 menit hingga 60 menit untuk sampai di Pintu Kota. Cukup membayar uang masuk Rp 5.000 dan uang parkir, pantai ini siap dinikmati.
Pantai ini disebut Pintu Kota karena di pantai ini terdapat batu karang setinggi hampir 20 meter dengan lubang tepat di tengahnya. Ini menyerupai pintu yang terbuka.
Keunikan inilah yang membuat warga Ambon menamainya Pintu Kota. Tebing ini seakan menjadi gerbang masuk ke Kota Ambon. Berkunjung ke pantai ini tidak lengkap tanpa mengabadikan foto Anda yang tengah berpose dengan latar belakang karang tersebut. Air laut yang cenderung rendah dan tidak berombak memberi kesempatan mengambil jepretan berkali-kali.
Batu karang ini tidak hanya bisa dinikmati dari bawah. Anda juga bisa naik ke atasnya. Jalan setapak dengan beberapa belas anak tangga akan membawa Anda menyaksikan pantai ini dari sudut pandang berbeda.
Bila dari Kota Ambon, diperlukan 45 menit hingga 60 menit untuk sampai di Pintu Kota. Cukup membayar uang masuk Rp 5.000 dan uang parkir, pantai ini siap dinikmati.
Sumber:
shnews
shnews
0 Komentar
Penulisan markup di komentar